Halaman

Rabu, 14 Februari 2018

Mengenal Peralatan Pancing Baitcasting

Di Dunia Mancing modern saat ini, peralatan baitcasting sangat digemari karena memiliki kelebihan diantaranya praktis. Sebelum membahas lebih detail mengenai baitcasting terlebih dahulu Anda ketahui mengenai apa itu baitcasting.
Baitcasting yaitu teknik memancing menggunakan umpan khusus seperti katak, ikan, udang, serangga, dan beberapa hewan kecil lainnya yang dibuat mirip seperti makanan favorit predator. Teknik baitcasting untuk melempar umpan ke sasaran predator menjadi hal yang lebih praktis sehingga banyak digemari. Anda dapat melempar umpan menggunakan piranti baitcasting dalam jarak jauh tanpa membuat umpan tersangkut pada benda lain yang ada di Spot Mancing. Umpan akan bergerak layaknya hewan kecil untuk memancing predator menangkapnya.



Teknik ini sangat tepat dilakukan di wilayah perairan luas seperti laut agar teknik baitcasting dapat leluasa bergerak mengikuti arus namun banyak juga yang menggunakan piranti ini untuk memancing di fresh water, lebih umumnya untuk mancing toman atau snakehead dan aneka predator air tawar lainnya. Ikan atau predator yang biasanya menyukai baitcasting dalam memancing hanyalah jenis ikan pemangsa.
Kelebihan Menggunakan Piranti Baitcasting dalam Dunia Pemancingan
Menggunaan peralatan atau piranti baitcasting dalam memancing memiliki beberapa kelebihan diantaranya keakuratan dalam lemparan menuju sasaran spot ikan predator lebih mudah ditangani khususnya jika spot lemparan berada pada tempat yang sulit dan rumit. Hal ini bisa terjadi ketika Anda ingin melemparkan umpan di daerah pohon bakau yang memugkinkan umpan terlepas, maka menggunakan peralatan baitcasting dapat mencegah hal tersebut. Menggunakan teknik baitcasting juga lebih mudah menarik simpati predator untuk memangsanya sehingga Anda lebih mudah untuk mendapatkan ikan.
Ciri-Ciri Peralatan Baitcasting Berdasarkan Jenisnya

1. Baitcasting reel

Kelebihan menggunakan baitcasting reel pada saat memancing yakni Anda lebih mudah melakukan lemparan secara akurat. Jenis peralatan ini semakin banyak digunakan oleh pemancing karena penggunaannya yang lebih modern. Anda bisa menahan spool menggunakan ibu jari saat mengayunkan joran ke sasaran tempat predator. Dengan cara ini umpan atau lure akan meluncur ke arah yang diinginkan. Baitcasting reel juga memiliki sistem rem magnetis untuk mencegah terjadinya blacklash atau kusut saat melempar umpan terlalu jauh.

2. Baitcasting rod

Baitcasting rod sering juga disebut joran memiliki ciri-ciri fisik yaitu ukuran line guide lebih kecil. Blank joran lebih mengincar pada akurasi tinggi sehingga terlihat lebih fleksibel. Untuk meningkatkan kepesisan dan stabilitas lemparan, baitcasting rod hanya memiliki satu kait hand grip. Reel seat dan line guide pada baicasting rod memiliki arah menghadap ke atas.
3. Lure baitcasting

Lure baitgcasting atau umpan adalah teknik memancing menggunakan umpan tiruan berupa hewan kecil yang menjadi makanan predator. Jenis lure yang populer di kalangan masyarakat adalah umpan berbentuk froggy / katak dan ikan sehingga lure dibuat menyerupai baik dari segi bentuk maupun warna, umpan yang berada di permukaan air sehingga dapat mengundang daya tarik predator untuk memangsanya, dan umpan berbentuk sendok yang hampir menyerupai ikan bulat kecil.
4. Line Baitcasting
Line adalah istilah yang digunakan untuk menyebut senar. Jenis senar yang digunakan bukanlah sekedar senar biasa, tetapi senar dalam baitcasting dipilih jenis senar PE yang berukuran variatif dan memiliki kekuatan atau ketebalan lebih besar sehingga kuat menahan beban ikan besar. Untuk menghindari kecurigaan predator karena warna mencolok pada senar PE, maka di bagian ujungnya harus dipasang monofilament line yang berukuran panjang kurang lebih 2 meter.
Bagian-bagian Reel Baitcasting Beserta Fungsinya
Reel baitcasting merupakan salah satu peralatan baitcasting yang berbentuk seperti trolling berfungsi untuk melepas seluruh penahan senar. Pada alat ini terdapat tombol yang berguna mengatur keluarnya panjang tali. Untuk mengetahui lebih jelas, inilah nama-nama bagian pada reel baitcasting beserta fungsinnya.
1. Handle berfungsi untuk menggulung senar dan mengembalikan posisi thumb bar seperti semula.
2. Spool tension knob berfungsi untuk mengatur lemparan dan mengatur berat umpan.
3. Thumb bar berfungsi untuk mengeluarkan snar dari spoll caranya dengan menekan tombol thumb bar dengan ibu jari.
4. Braking sistem berfungsi untuk mengatur ketegangan snar agar tidak terjadi blackfash atau senar yang kusut.
5. Spool berfungsi untuk tempat menampung senar lilitan di dalamnya.
6. Line guide berfungsi untuk mengatur keluarnya snar agar dalam keadaan rapi.
7. Drag berfungsi untuk mengatur ketegangan senar saat mengalami fight dengan predator atau ikan.
Cara Memilih Piranti Baitcasting Berkualitas
Membeli sebuah perangkat untuk menyalurkan hobi seperti memancing tentunya tidak perlu tanggung-tanggung. Anda pasti ingin peralatan tersebut tidak cepat rusak sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Walaupun harga peralatan baitcasting sesuai dengan kualitas yang dimiliki, perawatan atau pemilihan alat baitcasting yang tepat memberikan pengaruh besar dalam daya tahan atau keawetannya. Oleh sebab itu, kenali dan perhatikanlah bagaimana ciri-ciri kualitas baitcasting sebelum membeli supaya mendapatkan barang yang berkualitas unggul.

1. Joran
Joran berkaitan dengan bahan, ukuran, berat, dan kualitas ring. Bahan joran yang lebih nyaman digunakan adalah terbuat dari grafit atau karbon. Bahan grafit memiliki kelebihan ringan untuk digunakan. Dengan begitu, Anda bisa merasa nyaman melemparnya sehingga bisa tepat sasaran. Semakin berat joran, semakin sulit pula saat melakukan lemparan. Adapun untuk ketentuan ring guide yang sebaiknya digunakan adalah berbahan keramik karena tidak mudah merusak senar.

2. Reel
Hal yang harus diperhatikan dalam memilih reel adalah jenis material, sistem reel, berat, dan penggunaan rasio gear. Hal tersebut penting dilakukan karena sangat menentukan kualitas memancing. Memilih sistem drag pada reel harus memikirkan bahan materialnya yang tahan terhadap panas sehingga tidak mudah putus saat bergelut dengan predator. Sistem reel harus kuat dan mulus saat senar ditarik oleh preadator khususnya ikan besar. Jika sistem reel tidak kuat, maka kemungkian besar senar akan putus karena tidak kuat menahan serangan atau hentakan dari kekuatan ikan.

Selasa, 13 Februari 2018

Keunggulan dan kelemahan senar braided / PE

Senar atau kenur braided termasuk dalam jenis senar multifilament . Karakteristik utama senar braided adalah amat kuat, hampir tidak mulur sama sekali saat ditarik dan memiliki diameter yang amat kecil di banding dengan mono di kelas yang sama.
Senar braided dibuat dengan cara menjalin atau menganyam sekian puluh helai fiber menjadi 1 jalinan, dan jalinan-jalinan dirajut lagi untuk membentuk senar braid seutuhnya.


Macam-macam senar braided.
Sebelum senar nylon ditemukan ada senar barided yang sangat terkenal yakni buatan Dacron. Dacron mengeluarkan senar braided dan menjadi kenur yang paling luas penggunaanya saat itu.
Karakteristik braid Dacron saat itu adalah tidak tahan gesek, kekuatan simpulnya lemah, diameternya besar, dan tidak mulur.
Saat ini, penggunaan Dacron sebagai tali pancing telah menyusut secara drastis, kecuali mungkin untuk para penggemar fanatiknya.
Para pemancing yang memakai pada tahap-tahap awal keberadaan braid ini merasakan kekecewaan karena rendahnya kekuatan simpul yang dihasilkan juga karena warna yang buruk.
Semua kekurangan itu telah diperkecil dengan bantuan teknologi yang semakin maju. Sekarang kita dengan mudah mendapatkan braided warna warni yang berguna untuk memperkirakan berapa meter kenur yang terulur, dan kekuatan simpulnya yang telah jauh diperbaiki.
Pada awal tahun 90an, Spectra, Kevlar dan Dyneema memasuki pasar senar dunia, dan menciptakan senar braided seperti yang kita kenal sekarang yang sering juga disebut dengan PE (PolyEthylene).
Kenur braid ini mengambang di air karena berat jenisnya hanya 0.97, lebih kecil dari berat jenis air yang sebesar 1.0.
Senar-senar sintetis ini amatlah kuatnya menurut uji coba lab mencapai 10x kekuatan (tarik) baja!
Serabut-serabut fiber ini dijalin, atau di anyam, dengan pola tertentu yang amat memakan waktu pada saat pembuatannya.
Hasilnya jelas, segulung senar yang amat tipis jika dibandingkan dengan senar monofilament dengan kekuatan yang sama, amat sensitif karena tidak bisa mulur sama sekali, tetapi relatif mahal.
Macam-macam senar braided/PE
Beragam jenis senar braid yang ada di pasaran sekarang ini dibedakan dari cara perajutannya, pelapisan dan pewarnaannya.
PowerPro, Spiderwire dan kebanyakan merk lain di rajut dengan 4 rajutan. Setiap rajutan terdiri dari beberapa puluh helai fiber yang amat halus.
Ada juga beberapa merk yang malah menggunakan 8 bahkan 16 rajutan. Jelas, 8 dan 16 rajutan harganya lebih mahal daripada yang hanya 4 rajutan saja.
Sebagai gambaran, Blackwater SuperBraid (16 rajutan) 1200y 50lb dijual seharga 889 dollar dibanding dengan sekitar 250 dollar untuk kelas dan panjang yang sama dari braided dengan 4 rajutan.
Senar-senar braided ini lalu ada yang diberi pelapis agar lebih tahan gesekan. Sebagai contoh, Ripcord Si dilapisi dengan silicon tipis, sedangkan Ripcord dan Spiderwire tidak memiliki lapisan pelindung.
Sedangkan untuk pewarnaan, ada banyak braid yang hanya 1 warna saja, juga ada kenur braid dengan 5 atau 6 macam warna setiap 10-20 meter.
Pewarnaan itu sangat berguna untuk mengetahui berapa meter senar telah keluar dari reel.
Keunggulan
Seperti dituliskan diatas, karakter khas braid adalah nyaris tidak mulur sama sekali. Kemampuannya ini memberikan keuntungan bagi pemancing, yakni dapat mendeteksi getaran halus di senarnya, sekaligus meningkatkan persentase umpan terkait dengan sempurna.
Keuntungan lain dari kenur ini adalah kekuatan ikatan simpulnya yang kuat. Efek ‘memory’ pada kenur superlines ini juga lebih kecil jika di bandingkan dengan kenur mono biasa.
Kelemahan
Kelemahan kenur braid ini adalah sifatnya yang menyerap air dan harganya yang mahal, berlipat-lipat dari harga mono biasa.
Kapan waktunya menggunakan braided?
Karena diameternya yang kecil, reel bisa diisi jauh lebih banyak senar, maka pemancing yang sering beraksi di laut dalam dan mengharapkan ditarik ikan yang besar, biasanya akan menggunakan kenur braid.
Jika Anda, sebutlah, terpaksa harus sering mengganti kenur karena cacat setelah digunakan (sering tergesek karang atau lainnya), maka dalam kasus ini kenur braided bisa menggantikan mono.
Karena sifatnya yang nyaris tidak mulur, maka sentuhan ringan pada umpan Anda akan langsung terasa di joran Anda. Tapi harus pula diingat, sensitivitas ini seperti pisau bermata dua. Jika Anda memancing di tempat di mana diperkirakan banyak ikan besarnya, maka penggunaan braid harus dikombinasikan dengan shock leader, yang akan mengurangi kemungkinan patahnya joran saat digentak ikan besar.
Ada beberapa hal yang perlu diingat jika kita menggunakan braid:
– Joran kita haruslah yang menggunakan minimal kolongan/guide Fuji.
– Jangan pernah menarik kenur dengan joran saat tersangkut. Gulung tangan dengan kain sebelum mengikatkan kenur ke tangan untuk menariknya sampai lepas, atau putus.

Mengenal istilah dalam dunia mancing

Dalam dunia mancing memang terdapat hal-hal yang unik . Hal-hal unik ini biasanya digambarkan dalam sebuah kata-kata baik oleh seseorang maupun komunitas penghobi mancing. Terkadang sebuah kata tersebut dapat menjadi simbol persaudaraan sesama pemancing. Memang pemancing baru mungkin agak aneh dengan istilah-istilah yang diciptakan oleh pemancing. Banyak pemancing pemula yang bertanya-tanya apa sih arti boncos dan sebagainya yang masih terdengar asing di telinga. Istilah-istilah unik ini memang hanya ada dalam dunia mancing sendiri. Bahkan beberapa istilah bisa saja diciptakan dan booming sesama pemancing oleh orang-orang lokal di suatu tempat itu sendiri. Hingga akhirnya istilah tersebut menjadi terkenal dan menjadi familia di kalangan pemancing.
Tim kami mencoba untuk menjelaskan hal tersebut dalam artikel ini agar semua istilah yang dirasa gamblang hingga aneh dapat tercerahkan. Pada dasarnya istilah ini mengacu pada kata-kata yang didapat dari berbagai daerah dan negara. Misalnya saja istilah "Backlash " yang merujuk pada eror yang terjadi saat menerapkan casting dengan reel baitcasting. Kata ini diambil dari bahasa inggris dan berbeda pula seperti boncos yang diciptakan oleh pemancing di Indonesia. Mungkin bisa saja variasi kata-kata dan istilah ini pada setiap daerah di Indonesia berbeda. Namun perbedaan istilah bukanlah hal yang perlu diperdebatkan. Justru dengan istilah-istilah baru tersebut akan meningkatkan rasa persaudaraan sesama pemancing.
Istilah-istilah yang telah menjadi familiar ini bisa saja sewaktu-waktu akan bertambah dengan sendirinya. Mengingat begitu fleksibelnya istilah dalam dunia mancing. Seiring bertambahnya teknik-teknik tertentu maka timbul juga istilah-istilah baru. Jadi istilah-istilah tersebut tidak hanya mengacu pada kebiasaan pengucapan oleh pemancing, namun bisa juga berasal dari bagian-bagian teknik mancing tertentu. Misalnya saja saat ini Ultra LIght fishing sedang menjadi primadona di kalangan pemancing. Beberapa pemancing yang sudah lama bergelut dengan aktivitas mancing tentu saja sudah tak asing dengan istilah UL, BFC (Finesse Casting), Dll. Di Indonesia sendiri juga terdapat istilah-istilah tersendiri seperti ngotrek dan ngoyor. Memang pada dasarnya tidak diketahui siapa pencipta istila htersebut untuk pertama kali. Namun istilah-istilah tersebut sudah menjadi sangat terkenal dan familiar di kalangan pemancing. Berikut beberapa istilah-istilah familiar menyangkut dunia mancing


1. ANGLER = Pemancing.
2. BIG GAME FISHING TOURNAMENT = Turnamen ikan-ikan besar, dilakukan di laut dalam & biasanya ikan utama yang menjadi sasaran adalah jenis marlin atau layaran.
3. BILLFISH = Jenis ikan berparuh, termasuk marlin hitam, marlin biru, marlin loreng, ikan tondak, dan ikan layaran.
4. BACKLASH = Kusutnya line pada reel akibat salah casting (melempar) umpan,biasanya terjadi pada reel baitcasting.
5. BAIT FINESSE (BFC) = Merupakan istilah untuk pengguna reel baitcasting namun dengan kapasitas piranti yang sangat ringan.
6. Reel BC = Merupakan singkatan dari Reel Baitcasting yang merupakan jenis reel Overhead
7. BLACK MARLIN = marlin hitam, setuhuk hitam, Makaira indica.
8. BLUE MARLIN = Makaira nigricans.
9. BONCOS = Merupakan istilah yang sering dipakai oleh para pemancing dari indonesia setelah selesai mancing namun tidak memperoleh satupun hasil dari memancing.
10. CATCH & RELEASE = Memancing ikan kemudian hasil pancingan dilepaskan, sebelum dilepaskan kembali biasanya angler mangambil foto sebagai bukti angler telah berhasil memancing ikan tersebut. Istilah ini biasanya digunakan pada jenis-jenis ikan billfish, GT walaupun tidak tertutup kemungkinan digunkan untuk jenis ikan lain. Hal ini dilakukan untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu dari kemusnahan selain itu untuk pelestarian ikan dan melatih pemancing untuk tidak melakukkan over fishing. mungkin cara seperti ini seing dipertontonkan dalam acara mancing di televisi-televisi swasta.
11. DRAG = Putaran mati pada ril penggulung (spinning reel ). FISHING KNOT=Simpul – simpul yang lazim digunakan untuk mancing.
12. FISH FINDER/DEPTH SOUNDER = Alat berbentuk monitor untuk mencari lokasi ikan. Depth sounder ini terdiri dari tranducer yg berfungsi sbg sensor & monitor yang berguna untuk menampilkan hasil gambar dasar laut.
13. FISHING BOAT = Kapal mancing.
14. FORMASI = Federasi Olah Raga Mancing Seluruh Indonesia, pertama didirikan tahun 1993.
15. GPS = Global Positioning System, peralatan elektronik untuk mencari/menandai koordinat suatu tempat tertentu. Biasa dipakai pemancing untuk mencari tandes ikan atau lokasi yang banyak ikannya.
16. GALATAMA = Istilah Galatama diambil dari istilah liga sepakbola Indonesia jaman dulu yang intinya adalah lomba yang memperebutkan juara peringkat. Jadi mancing Galatama adalah mancing dengan target menjadi Juara dalam pertandingan mancing. Biasanya memperebutkan Juara induk terberat 1, Juara induk terberat 2, Juara induk terberat 3, dan Juara Prestasi (Total tangkapan terbanyak).
17. HOOK = Mata kail.
18. HOOK UP atau STRIKE = Kail menancap di mulut ikan atau umpan disambar ikan.
19. HAND LINE = Memancing tanpa menggunakan joran dan reel alias langsung pake tangan. Namun tetap pake line dan mata pancing.
20. IGFA = International Game Fish Association, organisasi mancing dunia yg berkantor pusat di Florida, Amerika Serikat.
21. JIGHEAD = Mata kail yang di lengkapi bandul timah di ujung kepalanya. Mata kail ini khusus untuk lure softplastik dan worm.
22. KONAHEAD = Umpan tiruan menyerupai cumi-cumi, biasanya dipakai untuk memancing dengan cara menonda (trolling) untuk jenis ikan marlin atau layaran.
23. KENUR = Senar pancing, bisa berupa monofilamen (senar berserat tunggal) atau Braided (berserat banyak).
24. LEADER = Pada dasarnya adalah Line yang menghubungkan line utama kita dengan umpan. Jadi leader posisinya selalu paling dekat dengan umpan.Bagian line kita yang terletak paling ujung selalu mendapat tugas paling berat, karena kemungkinan bagian ini akan kena gigit, bergesekan dengan badan/sirip ikan, bergesekkan dengan lunas kapal, bergesekkan dengan karang, dll. Oleh karena itu digunakanlah leader/tali pandu. Leader biasanya berkekuatan lebih besar dari line utama karena tugasnya yang lebih berat.
25. LIVE BAIT = Umpan hidup biasanya udang, kodok ataupun sotong yg masih hidup.
26. LBS = POUND, satuan pound berasal dari bahasa latin “pendere” yang artinya menimbang , bahasa latinnya adalah “libra” yang berarti timbangan atau keseimbangan. Dipakai oleh bangsa romawi sebagai satuan massa yang sama dengan pound, kadang2 kita menyebutnya libs, sebetulnya kepanjangan dari lbs adalah international avoirdupois pound ini digunakan oleh inggris pada undang undang “Weights and Measures Act” pada tahun 1963. pound (lbs) dan kilogram dijadikan satuan ukuran massa. 1 pound/Lbs = 0,45359 kilogram
27. LURE = Umpan buatan berbentuk mainan ikan-ikanan biasanya digunakan dalam teknik Casting, Popping, Jigging, Trolling, dan Fly fishing. Jenis Lure: popper, konahead, minnow, chugger, jerk-bait, stick-bait, pencil, metal jig, spoon, spinner, softplastic, worm, flies, buggy, frogy dan lain -lain.
28. MANCING HARIAN = Mancing satu harian penuh dengan membayar uang sewa kolam.
29. MANCING KILOAN = Mancing dengan sistem memancing terlebih dahulu lalu menimbang perolehan ikan yg terpancing dan membayar sebesar apa yg diperoleh berdasarkan satuan KILOGRAM kemudian ikan di bawa pulang.
30. MOCEL = Suatu kondisi dimana pemancing sedang menggulung senar setelah mendapatkan ikan namun ikan tersebut lepas bisa karena kurang menancap kailnya maupun senar putus.
31. NGOTREK =Pelampung bergoyang seperti mesin jahit ketika umpan dimakan ikan.
32. NGOYOR = Memancing langsung masuk ke dalam air biasanya dengan kedalaman air sepinggang orang dewasa.
33. OUTTRIGGER = Tiang penghela yang dipasang di sisi kapal, gunanya untuk merentangkan kenur agar tidak berimpitan.
34. REEL = Ril, alat penggulung, bisa berbentuk spinning, spincast, baitcasting atau trolling.
35. RIGGING = Rangkaian kail pada umpan.
36. ROD = Joran / gagang pancing. Bahannya mulai dari yg tradisional seperti dari bambu sampai yang grafit.
37. SAILFISH = ikan layaran.
38. SWIVEL atau KILI-KILI = Penyambung yang bisa berputar ukuran dan bentuknya bentuknya bermacam macam.
39. SPOT= Titik lokasi dimana target ikan terlihat atau diperkirakan ada.
40. TAG = Label yg ditancapkan pada ikan berisi informasi nomor tag & alamat lembaga resmi yg mengeluarkannya. Setiap nomor tag nantinya akan disertai informasi mengenai keterangan tentang spesies ikan, perkiraan panjang & berat ikan, tanggal & tempat ikan terpancing, nama & alamat pemancing, serta nama kapal & kaptennya. Informasi ini dikirim ke lembaga yg mengeluarkan tag tersebut. Program tag ini pertama kali dilaksanakan pd tahun 1963. Organisasi yang khusus mengelola informasi labeling ikan berparuh adalah The Billfish Foundation.
41. TAG & RELEASE = Label lalu Lepas, ikan yg tertangkap hanya diberi label, lalu dilepaskan kembali. Istilah ini biasanya digunakan pada jenis ikan berparuh (billfish), walaupun tidak tertutup kemungkinan penggunaannya pd jenis ikan lain. Hal ini dilakukan untuk melindungi jenis-jenis ikan tertentu terhadap kemusnahan.
42. TEGEG = Joran panjang dan ramping tanpa menggunakan reel. Tegeg ada yg 1 piece atau yang berbentuk antena.
43. UL = UL adalah ultra light fishing dimana piranti mancing yang digunakan berukuran kecil dari joran, reel, senar, hingga lure.
44. WIREMAN = Orang yang memegang tali pandu, bertugas menarik ikan yang sudah naik ke permukaan dan mendekatkan ke pinggir kapal.
45. YFT/TUNA SIRIP KUNING = Yellowfin Tuna/ Thunnus albacares.
Demikianlah beberapa istilah-istilah umum yang sering digunakan anglers (pemancing) baik itu dalam dan luar negri. Tentu istilah-istilah lainnya akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.

Casting gabus / snakehead

Casting adalah teknik mancing menggunakan umpan palsu dengan cara melempar umpan ke daerah target yang kita inginkan, kemudian diretrieve secara perlahan-lahan sehingga umpan yang dirancang sedemikian rupa bergerak menyerupai ikan atau umpan hidup sehingga dapat menarik perhatian ikan-ikan predator.
Pada dasarnya sifat ikan gabus yang agresif dalam memburu mangsa, maka untuk memancing ikan gabus dapat dilakukan dengan menggunakan segala macam umpan yang begerak.
Seperti pada umumnya untuk umpan Gabus dengan teknik Casting adalah dengan Soft Frogie, Minnow, Spoon, Mini Popper, Pencilbait, Stickbait, Spinnerbait, Hard frogie Dll.Sebetulnya untuk tekhnik Casting sangatlah melelahkan, karena pada dasarnya adalah sering kita melemparkan umpan pada titik sasaran maka akan semakin banyak pula kesempatan umpan tersebut dimakan oleh sang predator yaitu gabus. karena pada dasarnya saya sudah merasakan memancing dengan tekhnik tsb. Namun pada saat sang predator menerkam umpan kita yang sedang bergerak rasanya tidak dapat tergantikan oleh apapun bahkan saya sendiri belum bisa menguraikan dengan kata – kata.Perlu diketahui bahwa dalam teknik casting bilaanda tidak mendapat ikan seekorpun bisa dikatakan wajar, namun tentu hasil yang biasa disebut dengan boncos tersebut tak ingin anda rasakan terus-menerus. Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan kita saat melakukan casting ikan gabus. Pada tips kali ini kita akan berbagi sedikit ilmu tentang bagaimana tips yang dapat diterapkan agar casting gabus menjadi tak sia-sia. Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan :


1. Mencari Spot Yang Potensial
Pada dasarnya kegiatan memancing memang mengharuskan kita untuk mencari spot yang berpotensi untuk dipancingi. Namun pada beberapa spesies ikan tentu tak semuanya berdiam dalam satu habitat. Ikan Gabus sendiri merupakan ikan peraiann tawar yang bisa anda temui di rawa, danau, sungai, dll. Spot yang mudah dilacak keberadaan Gabus biasanya di rawa-rawa. Bekas galian tanah yang telah lama tak digunakan sehingga menumpuknya air dan menjadi sebuah kubangan bisa terdapat ikan gabus di tempat tersebut. Lalu rawa dengan tumbuhan air meisalnya eceng gondok, kangkung, teratai, dan tumbuhan air lainnya bisa diindikasikan bahwa di tempat tersebut kemungkinan terdapat ikan gabus.
Ikan Gabus biasanya lebih sering berada di pinggiran spot dan berdiam untuk mencari mangsa yang dekat dengan tumbuhan air. Di sungai biasanya ikan Gabus lebih sering berada di pinggir sungai sedangkan di danau biasanya menyebar mulai dari pinggir hingga ke tengah. Cara paling mudah untuk mengindikasikan adanya Gabus adalahh dengan melihat kondisi spot pada pagi hari sebelum matahari terbit dan beberapa saat setelahnya. Indikasinya adalah spot yang tenang akan terdapat banyak tenggakan atau suara air yang tiba-tiba menjadi riuh karena Gabus sedang berburu mangsa. Pada sore hari juga bisa terjadi hal yang demikian namun frekuensinya bisa tidak lebih sering dibandingkan dengan pagi hari.
2. Menentukan Waktu Terbaik
Waktu yang terbaik untuk memancing ikan Gabus adalah pada waktu pagi hari tepat sebelum matahari terbit dan beberapa waktu setelah matahari terbit. Perkiraannya adalah sekitar jam setengah 6 pagi hingga jam 7 pagi. Waktu tersebut merupakan waktu dimana ikan Gabus sedang mencari mangsa untuk dimakan. Setelah waktu tersebut bisa saja untuk terus melakukan casting, namun pada beberapa spot terutama yang potensi ikan Gabusnya tidak begitu banyak, biasanya frekuensi sambarannya menjadi berkurang, bahkan bisa tak ada samabaran sama sekali. Selanjutnya pada sore hari setelah waktu shalat Ashar hingga Sebelum Magrib tiba. Menentukan waktu yang terbaik adalah salah satu faktor keberhasilan dalam casting Gabus.
3. Menyiapkan peralatan Yang Sesuai
Siapkan peralatan yang sesuai dan nyaman dengan anda. Anda bebas memilih baik spinning atau baitcasting yang menurut anda paling nyaman. Ukuran reel yang digunakan tidak perlu terlalu besar pada spinning anda cukup menggunakan ukuan 1000-3000, sedangkan baitcasting biasana ukuran 100-200. Penggunaan reel kecil dibutuhkan agar kita tak terlalu menguras tenaga untuk terus menerus menggulung lure. Usahakan untuk menggunakan piranti yang seimbang dengan piranti lainnya. Jika anda khawatir sewaktu-waktu lure anada tersangkut dengan tumbuhan air, anda dapat menggunakan senar yang lebih sedikit besar. Senar yang cocok adalah jenis senar Multifilament atau PE dengan ukuran PE 1 hingga 2. Jika terlalu besar akan berpengaruh pada jarak lemparan anda nantinya.
Anda juga bebas memilih joran sesuai dengan pilihan anda, namun yang harus diingat adalah keseimbangan piranti. Anda bisa saja menggunakan joran Ultra Light, Medium Light hingga Medium Heavy namun harus disesuaikan dengan piranti lainnya. Pada spot yang terdapat banyak tumbuhan liar gunakan joran medium light hingga medium heavy mengingat spot dengan banyak tumbuhan, rentan lure tersangkut. Jika anda memaksakan menarik lure dengan joran ultralight maka ditakutkan joran akan patah. Untuk mengantisipasinya anda bisa menggunakan joran medium hingga medium heavy tergantung dari spot itu sendii. Usahakan juga untuk menggunakan joran berbahan graphite dan carbon saja agar lebih ringan dan tak perlu menguras tenaga anda lebih banyak.
Pengunaan rangkaian leader, swifel hingga snap juga sangat penting. Sambaran ikan Gabus bisa saja tiba-tiba menghujam lure anda dan dengan adanya leader akan meredam gelombang sambaran tersebut sehingga senar utama tidak akan putus. Selain itu snap berfungsi agar lure dapat diganti denga mudah dan swifel untuk menghindari senar utama terpelintir.


Penggunaan Lure yang sesuai akan menjadi salah satu keberhasilan anda saat casting Gabus. Lure yang bisa anda gunakan bervariasi tergantung pada spot yang anda tuju. Untuk spot yang penuh dengan tumbuhan air yang mengambang di atas permukaan gunakan softfrog. Soft frog memiliki bahan elastis dan letak kailnyapun di atas punggungnya dalam keadaan tertutup sehingga cocok digunakan untuk memancing Gabus yang sedang bersembunyi di bawah tumbuhan air. Pada spot bebas hambatan tumbuhan air anda bisa menggunakan lure top water, seperti pencil, poper, stickbait, buzzbait, jumpfrog hingga hardfrog dengan modifikasi proppeler. Jika anda casting Gabus di danau atau tempat terbuka dengan kedalaman hingga 1 meter, maka anda bisa menggunakan spinner bait, flutter stick hingga minnow.
4. Menerapkan Teknik Lemparan Yang Baik
Lemparan lure yang baik juga akan mempengaruhi raio ikan Gabus menyambar lure. Anda bebas menerapkan berbagai teknik lemparan pada casting. Namun yang haus diperhatikan adalah titik lemparan yang potensial. Usahakan casting pertama anda melemparkan lure tepat di pinggiran perairan. Misalnya spot sungai dan danau, anda terlebih dahulu harus mencoba untuk melempar di pinggirnya. Pada spot yang penuh tumbuhan air cobalah untuk melempar lure sampai pada titik yang sangat dekat dengan tumbuhan air tersebut. Bahkan pada tumbuhan teratai cobalah untuk melempar lure di atas permukaan daunnya. Sebagai tambahan informasi, biasnya Gabus lebih senang berada pada perairan dangkal yang terdapat banyak tumbuhan airnya.
Jika anda melihat ada tenggakan berupa tanda air ricuh tiba-tiba, maka anda bisa langsung melempar lure dekat dengan tenggakan tersebut, karena bisa dipastikan ikan Gabus belum jauh dari titik tersebut. Yang harus diperhatikan adalah jangan sekali-kali melempa umpan tepat pada titik ikan Gabus berada. Cobalah untuk sedikit melewatinya sekitar 1 meter dari keberadaan ikan Gabus. Jika anda langsung melempar lure tepat di titik Gabus berada, maka dapat dipastikan ikan Gabus akan lari. Anda bisa membaca selengkapnya teknik casting pada link ini.
5. Menerapkan Teknik Menggulung (Retrieve) Yang Baik
Teknik menggulung yang baik akan membuat ikan Gabus tertarik untuk menyambar lure. Berikut ini beberapa teknik gulungan yang bisa anda terapkan :
Lemparan pertama menggulung dengan kecepatan gulungan pelan saja.
Lemparan selanjutnya dengan kecepatan gulungan yang sedang saja, biasanya pada kondisi ini gabus mulai melirik dalam kondisi bersiap.
Lemparan berikutnya cobalah dengan kecepatan tinggi, Biasanya di posisi ini gabus akan menyambar lure.
Jika cara di atas tetap tidak berhasil, maka anda harus menggunakan variasi gulungan dengan lure yang berbeda. Jangan berpatokan pada berapa kali anda sudah melempar, namun cobalah untuk terus berusaha melempar dan menggulung hingga ikan menyambar. Jika memang anda rasa pada satu titik lemparan tidak ada hasil, maka anda dapat berpindah ke titik yang menurut anda lebih memiliki potensi. Pada lure top water anda dapat menerapkan variasi gulungan, misalnya pada popper, pencil dan stickbait anda melakukan sentakan ringan, sedang hingga cepat. Variasi gulungan diperlukan jika ikan tak kunjung menyambar lure.
Beberapa faktor yang biasanya dialami dalam memancing gabus dengan teknik casting dan tips menghindarinya:
Softfrog yang tidak berkualitas. Material utamanya yang kurang sempurna menyebabkan permukaannya sangat keras, sehingga kail tidak menancap sempurna pada mulut ikan. Oleh karena itu pilihlah softfrog yang memiliki material berkualitas bagus.
Terburu-buru menyentak biasanya akan menyebabkan ikan lepas. Biasnya pada saat ikan menyambar softfrog, hati menjadi tidak tenang sehingga tangan akan bergerak cepat untuk menyentaknya dan hasilnya kail tidak menancap bagus pada mulut ikan. Pada saat ikan melawan otomatis ikan dapat membebaskan diri dengan mudah. Untuk menghindari hal tersebut maka, pada saat lue disambar jangan terkejut dan terburu-buru untuk langsung menyentak, berilah jeda 3-4 detik agar kail menancap dengan baik. Castinger di Thailand biasanya memberi jeda 7 hingga 12 detik agar kail menancap dengan benar.
Drag yang terlalu tinggi dapat menyebabkan senar putus. Jika anda sedang berusaha melawan ikan Gabus yang cukup besar, maka mainkan teknik tarik-ulur dengan drag 3/4 hingga ikan merasa lelah.
Demikianlah beberapa teknik dan tips jika ingin menggunakan teknik casting dalam memancing gabus. Sekian, semoga bermanfaat dan selamat mencoba.

Sabtu, 10 Februari 2018

Faktor Penting Yang Harus Diperhatikan Saat Menerapkan Teknik Long Casting

Long casting biasanya memang lebih membuat seseorang puas baik saat melempar maupun saat menggulung. Jaraknya yang jauh tentu akan berpotensi menggoda ikan berkumpul bahkan mengear lure yang sedang kita tarik dengan berbagai variasi gaya. Namun dalam beberapa spot yang luas tidaklah seluruh titik ikan berada. Bisa saja di spot yang luas dan dipinggirnya ada semacam tumbuhan air yang jadi tempat bersembunyinya ikan-ikan predator menunggu mangsa dan tidak mengharuskan kita untuk melakukan long casting.
Dari sini bisa disimpulkan baik itu lemparan jauh maupun dekat tergantung dari kondisi spot dan perkiraan titik ikan berada. Tentu sebagai angler bisa memainkan feeling dimana sarang-sarang ikan berada.
Baikalah berbicara long casting yang sering diinginkan oleh seorang castinger, maka perlu juga untuk sangat diperhatikan kapasitas tackle (pealatan ) yang digunakan. Jika kita memperhatikan baik pada reel, joran, senar, lure, maupun leader tentu ada hitungan angka yang cocok untuk dipergunakan. Sebagai sebuah contoh sebuah joran berkapasitas 6-12 Lbs untuk penggunaan senarnya dan lure yang cocok dituliskan 5-10 Gr. Maka dari data hitungan ini tentu saja pabrik pembuat joran tidak sembarang mencantumkan angka tersebut. Tentu setelah beberapa kali tes hingga dirasa cocok. Data tersebut pulalah yang mengatur idealnya senar yang digunakan adalah minimal 6 Lbs dan maksimal 12 Lbs. Begitu pula dengan Lure yang digunakan berkisar antara 5-10 Gr merupakan berat ideal untuk Joran tersebut. Jika menggunakan baik lure mapun senar di luar ketentuan tersebut bisa saja, namun tentu akan membuat tidak nyaman. Inilah yang menjadi salah satu faktor long casting. Beberapa Faktor berikut ini akan menjelaskan pengaruh long casting.


1. Action Joran
Bisa anda bayangkan saat menarik karet gelang, semakin anda menarik lebih jauh makan ketika anda melepaskannya akan semakin jauh pula tembakan yang dihasilkan. Maka hal ini juga berlaku pada action joran yang kita gunakan. Semakin lentur sebuah joran semakin jauh pula lemparan yang dihasilkan oleh sebuah joran tentu juga dengan faktor-faktor di bawah.
Pada Joran yang memiliki action Heavy power jarak lemparan pada lure tidak akan begitu maksimal begitu pula pada joran medium akan memiliki jarak lemparan lebih baik dibandingkan heavy begitu juga dengan low power akan lebih baik lemparannya dari medium. Link berikut ini akan menuntun anda untuk mengetahui karakteristik lebih jauh mengenai Joran.

2. Panjang Joran
Panjang Joran yang anda gunakan dapat mempengaruhi jarak lemparan. Jika anda tidak yakin silahkan untuk mencoba tes lemparan lure dengan bobot yang sama namun perbedaanya hanya pada panjang joran. Maka perbedaan lemparan tentu akan sangat terasa. Namun yang harus diperhatikan adalah spot dimana kita berada. Jika di spot yang penuh dengan pepohonan maka alternatif mungkin dapat menggunakan panjang 180-198 cm.

3. Ukuran Senar
Jika ukuran senar yang anda gunakan lebih kecil, maka lontara lure akan cukup jauh. Pada rata-rata lure diatas 5 gram akan sangat sensitif terhadap senar yang berukuran kecil. Sebaliknya jika ukuran senar besar, terutama senar braided maka membutuhkan tenaga lemparan yang lebih dibandingkan dengan ukuran senar braided kecil.

4. Material Senar
Material senar tak dapat dipungkiri akan sangat mempengaruhi line. Perbandingan saja jika anda menggunakan senar multifilament dengan monofilamen dengan ukuran kecil tentu akan sangat berbeda. Senar mono berukuran kecil akan memiliki daya lontaran yang lebih jauh dibandingkan Senar multifilament atau yang sering kita sebut dengan PE. Namun perbedaannya jelas pada kekuatan. Begitu juga dengan bahan Fluoro carbon berbeda dari kedua material tadi. Fluorocarbon yang lebih kecil memiliki jarak lemparan yang lebih pendek dibandingkan PE yang berukuran besar. Hal ini dikarenakan bahan material pembuatannya.

5. Berat Lure
Berat lure akan sangat mempengaruhi jarak lemparan saat anda ingin menerapkan Long casting. Jika anda ingin melakukan longcast dengan joran berkapasitas 8-17 Lbs maka disarankan untuk menggunakan Lure di atas 8 Gram. Begitu juga sebaliknya Lure dibawah 5 Gram disarankan menggunakan Joran 2-6 atau 2-4 Lbs agar lebih maksimal saat Long casting.

6. Bentuk Lure dan Ukuran
Bentuk dan ukuran lure juga menjadi faktor anda dalam menerapkan long casting. Sebuah lure pencil dengan action Walk The Dog akan lebih berpotensi dalam menerapkan long casting di bandingkan dengan sebuah Soft frog yang memiliki skirt. Mengapa demikian?, Sebuah lure WTD hanya memiliki kail baik treble maupun single hook bagian depan dan belakang, sehingga saat terlempar tidak ada tambahan lainnya yang mempengaruhi lontarannya. Bandingkan dengan Sebuah soft frog yang memiliki skirt dan juga blade akan sangat mempengaruhi terutama lontarannya yang bergerak dengan angin.

7. Angin
Angin merupakan element penting agar kita dapat menerapkan longcasting. Pada saat angin sedang berhembus kencang, cobalah untuk melempar lure dengan mengikuti arah angin berhembus. Sebaliknya jika anda melawan arah angin maka long casting tak dapat diterapkan. Akan lebih baik lagi jika keadaan angin yang stabil.

8. Setingan Tension dan Braking khusus pada reel Baitcasting
Faktoor ini hanya berpengaruh pada reel Baitcasting. Jika anda menagatur angka Tension dan Braking pada angka 0 (Nol). Maka akan sangat berpengaruh pada jauhnya lemparan. Namun harus diingat bahwa dengan setingan tersebut seorang castinger harus memiliki feeling yang baik dan terbiasa, karena jika tidak tentu anda tidak ingin terganggu dengan perbaikan senar kusut saat casting sedang seruserunya. Alternatif lainnya adalah dengan mengupgrade bearing pada reel BC, namun tentu anda harus mengeluarkan kocek lagi.

9. Jarak antara Lure dengan ujung Joran
Jarak lure dengan tip (ujung joran) juga dapat mempengaruhi long casting. Cobalah untuk melempar lure dengan terlebih dahulu menahan lajunya lure pada 1/4 panjang joran sebelum melemparkan. Hal ini berguna agar tenaga lemparan dengan ujung joran dapat memaksimalkan lontaran lure.

9 Faktor diatas adalah faktor penting yang sering kita temui di lapangan. Mmenga pada prakteknya banyak faktor lain juga yang dapat mempengaruhi long casting. Sebenarnya jarak untuk long casting sendiri memang tidak baku ada yang memperkirakan 30 Meter ke atas sudah termasuk dalam long casting. Namun kembali lagi dengan pernyataan diatas bahwa Longcasting bukanlah faktor satu-satunya untuk dapat merasakan strike. Faktor spot dan feeling akan saang ikan juga sangat menentukan. Silahkan berbagi pengalaman mancing melalui email yang telah tersedia. Pengalaman anda akan sangat berguna bagi teman-teman angler lainnya.

Tips Menghindari Backlash Pada Reel BC bagi pemula

Sebagaimana yang telah kita bahas sebelumnya bahwa pengguna reel Baitcasting atau yang sering kita namai dengan Reel BC memiliki kepuasan tersendiri, karena penggunaannya yang tidak mudah layaknya spinning reel. Namun bagi kita yang masih baru dan awam dalam menggunakan reel ini tentu saja kejadian backlash akan sering kita alami. Oleh karena itu setelah sebelumnya kita mengetahui faktor-faktor penyebab
backlash tentu saja setelah itu kita harus menemukan cara untuk menghindarinya. Meski bagi sebagian pengguna Reel BC terutama yang telah berpangalaman dan terbiasa menggunakannya mengaplikasikan cara lain, namun tips ini sangat berguna bagi anda yang baru atau pemula dalam menggunakan Reel BC. Hal ini dikarenakan beberapa tips di bawah merupakan pengalaman dan praktek di lapangan pada rata-rata reel BC.
Saat ini memang sangat banyak pengguna pemula reel BC langsung mencoba layaknya spinning reel. Sebenarnya otodidak sah saja, sebagaimana peribahasa, alah bisa karena biasa, namun dalam permainan BC setidaknya kita sebagai pemula butuh teman yang sudah
memiliki pengalaman sebagai mentor untuk memberikan masukan dan mengajari cara bermain BC meski hanya ilmu dasarnya saja. Jika anda juga tidak menemukan seorangpun yang dapat mengajari anda, maka pilihan otodidak harus anda ambil untuk membiasakannya.
Backlash sebenarnya merupakan hal yang wajar bagi setiap pengguna BC, namun tentunya tidak teradi setiap saat. Anda tentu bisa membayangkan jika berbulan-bulan mengalami hal tersebut, bukan tak mungkin anda akan menyerah dan pilihan terburuknya mungkin anda akan menjual kembali piranti BC anda dengan harga yang lebih murah. Oleh karena itu perlu improvisasi dalam memainkan reel jenis ini, mulai dari setingan pada reel hingga cara melontarkan lure. Improvisasi ini sangat penting agar kita dapat meminimalisir terulangnya backlash. Kami berusaha untuk berbagi beberapa tips yang mungkin bisa jadi pegangan anda guna meminimalisir terjadinya backlash.


1. Usahakanlah Untuk Menggunakan Brake Dan Spool Tension Dengan Baik
Bagian ini merupakan bagian terpenting yang anda harus perhatikan terutama pemula. Usahakanlah untuk mendapatkan brake dan tension yang baik. Misalnya dengan mengetes berat lure dengan lajunya senar. Berikut langkah-langkahnya :
Anda dapat melakukannya dengan posisi berdiri dan memegang piranti BC yang telah lengkap dengan Reel, Joran, Senar dan Lure. Usahakan bagi pemula untuk menggunakan lure berat terlebih dahulu untuk membiasakan lemparan. Anda bisa menggunakan lure 7-10 gram tentu juga menyesuaikan spot dan selera anda.
Cobalah untuk melakukan setingan maksimum brake dulu, baik pada magnetik maupun centrifugal. Begitu juga dengan spool tension dalam setingan maksimum. Link ini akan menuntun anda mengetahui jenis braking system pada BC.
Sekarang angkat joran anda tepat setingkat dengan dada dan dengan posisi lure telah tergantung oleh senar.
Tekan Thumb Bar sampai spool dalam keadaan bebas. Untuk setingan maksimum baik pada tension maupun brake, tidak akan menyebabkan lure jatuh dan spool juga tidak berputar.
Selanjutnya cobalah untuk memutar posisi spool tension ke arah minimum secara perlahan-lahan sampai umpan bergerak turun dari ujung joran.
Lalu pastikan saat lure telah menyentuh tanah, spool tepat berhenti berputar.
Sekarang cobalah untuk melontarkan lure dengan joran. Pada tahap ini jarak casting memang tidak jauh, namun cukup untuk membiasakan diri melontarkan lure tanpa backlash.
Selanjutnya jika sudah mendapatkan ritme lemparannya, cobalah untuk menurunkan brake pada ukuran minimum secara periodik, misalkan pada magnetik dari angka 10 menjadi 9 dan pada centrifugal bisa meng OFF kan satu brake dulu.
Lalu cobalah lontarkan lure kembali dan anda akan merasakan jarak lontaran yang lebih panjang dibandingkan pertama tadi.
Jika dirasa sudah mendapatkan ritmenya, coba turunkan lagi brakenya satu angka lebih rendah sampai anda kembali menemukan ritme pada brake yang anda rasa cukup nyaman baik dengan lontaran maupun jarak casting.
Lakukanlah latihan tersebut dibarengi dengan mengendorkan spool tension secara periodik. Dengan begitu anda akan menemukan ritme lemparan dan jarak casting yang anda inginkan.
Setingan Reel BC pada magnetic braking umumnya 2 & 3, sedangkan pada centrifugal braking menyisakan 1-3 brake ON.
Jangan lupa bahwa berat lure juga akan mempengaruhi jarak lemparan anda, oleh karena itu bagi pemula awali dulu lemparan anda dengan lure diatas 7 gram agar terbiasa.

2. Biasakanlah Untuk Berlatih Melemparkan Lure Dengan Baik
Ada beberapa tipe lemparan yang digunakan dalam casting, namun bagi pemula sangat direkomendasikan untuk berlatih melempar dengan teknik overhead terlebih dahulu. Anda bisa membayangkan berdiri dekat sebuah jam. Posisi awal ujung joran anda berada pada jam 9.30 dengan spool dalam keadaan free dan ibu jari anda memegang senar. Kemudian arahkan joran ke arah belakang anda pada jam 2.00, lalu arahkan kembali ke arah depan dengan memecut joran pada jam 10.30 sembari melepaskan ibu jari anda dari senar, setelah itu anda bisa menurunkan joran hingga angka jam 9.30 sebelum menggulung. Usahakan untuk membiasakan mengerem dengan ibu jari meski anda sudah melakukan setingan pada brake. Cobalah untuk melempar lure dengan cara memecut ujung joran yaitu cukup dengan menekuk pergelangan tangan agar lure jatuh dengan sempurna. Jika menerapkan model casting dengan spinning yaitu dengan mengayunkan joran, maka pada BC akan rentan lure terbang menukik dan jika itu terjadi kemungkinan besar anda akan mengalami backlash. Jika telah terbiasa dengan teknik ini barulah anda bisa menerapkan teknik selanjutnya seperti pitching hingga skipping. Link ini akan menuntun anda untuk mengetahui variasi teknik lemparan casting.

3. Jangan Melawan Arah Angin
Saat melontarkan lure dalam kondisi berangin cobalah untuk tidak melawan angin. Dalam kondisi ini anda bisa mengambil keputusan untuk berhenti sejenak atau melempar lure dengan mengikuti arah angin. Cobalah untuk memiringkan atau menyerongkan posisi Reel saat mengikuti arah angin.

4. Pastikan Posisi Casting Dalam Keadaan Bebas Halangan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa kondisi tempat kita casting akan sangat berpengaruh. Oleh karena itu pastikan disekitar anda bebas dari halangan seperti daun pisang, kayu, ranting pohon dll. Jika memang harus berhadapan dengan keadaan demikian maka anda harus sesering mungkin berlatih lemparan baik underhand, pitching hingga skipping. Hal ini perlu agar kita dapat menyesuaikan teknik lemparan sesuai dengan kondisi spot kita berada.

5. Jika Memungkinkan Tetap Pertahankan Ritme Lemparan Sesuai Dengan Ukuran Lure
Terkadang naluri kita memang dituntut untuk mengganti lure, jika lure yang sebelumnya digunakan dirasa tidak menarik perhatian ikan. Namun perlu anda ketahui bahwa pergantian lure tentu juga anda akan dihadapkan pada posisi dimana harus kembali menemukan ritme lemparan yang baik sesuai dengan ukuran lure.

6. Berlatihlah Sesering Mungkin Untuk Memainkan Feeling Saat Melakukan Pengereman Manual Dengan Ibu Jari
Meskipun braking memiliki peran yang sangat vital dalam menghindari backlash, namun anda juga perlu membiasakan diri untuk memainkan feeling menggunakan brake manual dengan ibu jari. Mengapa? Hal ini tentu akan sangat berguna jika posisi anda persis seperti pada poin diatas dimana ketika sebuah lure dirasa tidak cukup berpengaruh pada daya tarik ikan, maka dengan setingan off yang perlu feeling braking manual tentu saja sangat berguna.
7. Usahakanlah Menggunakan Tackle Balance
Tackle Balance disini adalah keseimbangan piranti, dimana kapasitas baik senar, joran maupun lure sesuai dengan kapasitas masing-masing. Dengan menggunakan tackle balance kita akan mendapatkan kenyamanan dan jarak casting seperti yang kita inginkan.
Beberapa tips diatas adalah tips pada umumnya digunakan Bagi anda yang sudah mahir dan berpengalaman tentu ada tips-tips lain yang cocok untuk anda. Namun bagi pemula usahakanlah untuk mencoba beberapa hal diatas agar dapat menemukan ritme yang baik terhadap reel BC. Cobalah untuk berlatih dan melakukan improvisasi agar dapat menemukan feeling yang baik. Bagi pemula cobalah untuk tidak terlalu terobsesi dulu dengan longcasting, karena hal tersebut perlahan akan didapat jika terlebih dahulu berlatih untuk meminimalisir backlash, mengingat saat ini inovasi braking juga makin bervariasi. 

Beberapa Penyebab Backlash Yang Sering Terjadi Pada Pengguna Reel Baitcasting Pemula

Menggunakan set piranti Baticasting tentu memiliki kepuasan tersendiri bagi penggunanya pada saat casting. Bukan tanpa alasan, menggunakan Baitcasting Reel tak semudah menggunakan spinning reel. Penggunaan Baitcasting perlu banyak latihan agar pengguna mendapatkan kenyamanan pada saat casting. Bagi pemula dan pengguna Baitcasting, kejadian yang paling merepotkan adalah saat dimana terjadinya bakclash. Bagi pengguna yang sudah berpengalaman ataupun pemula, tentu pernah merasakan backlash, entah itu backlash ringan, sedang hingga terberat. Hal semacam ini tak ayal membuat pengguna BC putus asa bahkan karena backlash yang tergolong berat harus memotong senar dalam ukuran yang cukup panjang.
Backlash atau yang sering disebut dengan istilah Birdnest (sarang burung) memang bagaikan ujian pertama bagi pennggunanya. Tentu saja wajar jika sebagai pengguna mengalami hal tersebut. Namun jika hal tersebut terus-terusan dialami tentu akan membuat frustasi pengguna. Oleh karena itu sebagai pengguna BC khususnya bagi pemula, kita perlu mengetahui beberapa faktor yang menyebabkan seringnya terjadi backlash. Tujuannya adalah agar kita dapat menghindarinya dan meminimalisir Backlash sesering mungkin.
Secara umum backlash terjadi karena perputaran spool lebih cepat dibandingkan lajunya senar dari spool. Sehingga dapat dibayangkan saat lure telah jatuh pada target, namun spool masih berputar kencang. Hal membuat senar tertahan dan menggumpal pada bibir reel, sehingga menjadi kusut bisa dalam jarak pendek atau panjang. Bebrapa faktor dibawah ini merupakan penyebab umum dan paling sering dialami oleh pengguna Baitcasting, terutama bagi pemula.

Kondisi Tempat Casting
Saat berada di spot yang sangat banyak tumbuhan liar baik batang pohon, dedaunan hingga rumput liar yang tinggi dapat menyebabkan anda backlash. Tentu anda dapat membayangkan saat akan melakukan casting dengan posisi overhead dan tiba-tiba lure anda tersangkut di daun pisang, ranting pohon dll, tentu saja ini akan menyebabkan backlash yang sangat parah.

Piranti BC Yang Tidak Balance
Piranti yang tidak balance (seimbang) memiliki pengaruh terhadap backlash, meskipun tidak pada semua pengguna. Namun bagi anda pemula Piranti yang seimbang adalah hal penting. Mulai dari kapasitas joran hingga lure yang kurang atau melebihi kapasitas akan membuat anda kerepotan. Misalnya Joran yang berkapasitas 12 Lbs namun anda menggunakan Senar dengan ukuran 30 Lbs dengan berat lure hanya 7 Gram, tentu akan merepotkan anda sendiri. Beberapa pengguna yang telah mahir dan terbiasa dengan perangkat BC tentu tak masalah dengan hal ini, namun bagi anda pemula ini adalah salah satu faktor yang harus anda perhatikan sebelum membeli perangkat BC.

Pengaturan Brake Dan Tension
Beberapa pengguna berpengalaman memang tidaj ada masalah dengan hal ini, bahkan beberapa diantara mereka ada yang tidak menggunakan brake sama sekali, yang berarti hanya menggunakan brake berupa jempol dengan feeling yang sangat baik. Namun bagi pemula bagian ini tentu harus menjadi perhatian anda jika ingin meminimalisir masalah backlash.
Kurangnya Feeling memainkan Ibu Jari Sebagai Pengereman Manual
Dalam beberapa kasus pengguna pemula tidak puas dengan penggunaan brake, karena mengurangi jarak casting dan ingin merasakan longcasting. Oleh karena itu sebagaimana poin diatas jika belum terbiasa dengan brake manula menggunakan Ibu jari, kemungkinan backlash akan sangat besar.

Kondisi Angin Di Sekitar Tempat Casting
Pada saat-saat tertentu angin menjadi perhatian anda terutama pada saat angin kencang. Jika anda melawan arah angin kemungkinan backlash sagat besar. Selain itu pada saat kondisi berangin lontaran lure tidak cukup panjang karena terhalang angin.
Beberapa faktor diatas secara umum tentu pernah dialami oelh pengguna piranti Baitcasting. Bagi pengguna yang sudah berpengalaman mungkin faktor diatas tentu dapat diantisipasi. Sebagai pemula beberapa faktor diatas harus diperhatikan agar anda tidak menjadi repot saat menerapkan casting dengan perangkat BC.

Memaksimalkan penggunaan lure saat mancing

Pernahkah anda merasa kesal saat memancing ikan dengan menggunakan teknik casting, namun seharian penuh tak satu ikanpun berhasil anda dapatkan alias boncos?. Tentu semua pernah merasakannya. Boncos dalam menggunakan teknik casting sebenarnya lumrah saja, terlebih bagi pemula. Mungkin teknik ini memang tak selamanya dapat menjamin anda untuk mendapatkan hasil buruan. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa boncos, bisa saja dialami oleh smeua pemancing, bahkan teknik dasaran sekalipun juga bisa merasakan boncos. Lalu timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan ini semua ?. Secara spot yang didatangi merupakan spot potensial yang keberadaan ikannya masih sangat banyak dan jarang diburu. Dari sini tentu akan sangat mengherankan karena piranti yang anda gunakan juga sudah mumpuni.
Belajar dari teknik dasaran, faktor yang paling mempengaruhi dalam keadaan seperti ini tak lain adalah umpan. Begitu juga halnya dengan
casting, bisa jadi lure yang anda gunakan belum maksimal. Keberhasilan sebuah lure yang digunakan untuk menarik perhatian ikan bukan saja pada warna lure yang digunakan, penyesuaian lure dengan kondisi air, namun juga action dari sebuah lure yang dihasilkan menyerupai hewan sesungguhnya. Hal inilah yang terkadang luput dari perhatian kita, terutama lure yang bersifat tenggelam. Menciptakan action sebuah lure untuk menyerupai hewan asli butuh ketelatenan, konsentrasi dan kesabaran, jika tidak, maka dijamin anda akan merasa kesal dan kemungkinan buruknya adalah anda berhenti untuk casting. Pada pembahasan kali ini kami akan memberikan tips untuk memaksimalkan action lure pada saat anda memancing. Berikut beberapa tipsnya :

1. Memahami Variasi Lure
Saat ini lure telah diciptakan dengan variasi yang berbeda baik dari jenis maupun tipenya. Anda harus dapat membedakan variasi tersebut. Misalnya saja perbedaan antara lure dengan tipe diving (tenggelam) dan tipe floating (mengapung). Dua tipe ini memiliki konstruksi yang berbeda agar menghasilkan action yang berbeda pula. Misalnya saja minnow dengan lidahnya dan pencil dengan bentuknya yang dirancang agar dapat mengeluarkan gerakan kiri-kanan. Pada minnow diberikan lidah agar saat senar digulung minnow akan tenggelam dan menghasilkan action dengan sendirinya. Meski telah menghasilkan gerakan dengan sendirinya, maka jika itu tak berhasil cobalah untuk melakukan variasi gerakan lainnnya. Contohnya, anda menyentak-nyentak kecil kemudian dalam beberapa detik anda berhenti lalu menyentak sedikit keras dan begitu seterusnya. Dari sini anda akan melihat variasi gerakan yang bisa dihasilkan dari minnow dengan memanfaatkan sifatnya yang tenggelam. Begitu juga halnya dengan pencil, sifatnya yang bergoyang kiri-kanan disebabkan letak pemberat pada bagian belakang sebelum buntutnya membuat lure ini setengah mengapung dan setengahnya tenggelam. Jika digulung maka lure ini akan mulai menampakkan actionnya. Gunakanlah variasi action seperti gulungan dengan cepat sembari sesekali menyentak lalu kemudian beberapa detik berhenti dan kemudian anda lanjutkan menggulung sembari menyentak. Gerakan-gerakan seperti ini biasanya akan sangat mendekati gerakan hewan yang sesungguhnya, sehingga ikan-ikan pemangsa tertarik untuk menyambarnya.

2. Jadikan Lure Anda Hidup Layaknya Hewan Asli
Pada habitat aslinya ikan biasanya menjadi pemburu atau diburu. Pemburu biasanya akan menunggu mangsa dengan segala kelengahannya dan kelemahannya. Begitu juga dengan mangsa, ia akan berusaha untuk menghindari pemburu yang coba mendekatinya dan pemburu-pun berusaha untuk mengejar mangsa sampai ia dapatkan. Hal ini juga yang harus anda terapkan pada saat memancing menggunakan lure. Lure yang terlihat memiliki sifat yang sangat natural layaknya hewan asli, maka akan menggoda predator untuk menyambarnya. Kesalahan yang sering dilakukan pemancing adalah pada saat ikan mulai mengejar dengan sedikit gelombang air di belakang lure, pemancing cenderung gundah sehingga gerakan yang dihasilkan sebelumnya tiba-tiba berhenti karena pemancing berharap ikan tersebut akan memakannya sehingga dengan harapan bila lure berhenti ikan dengan mudah memangsanya. Kemunngkinan sangat besar dalam keadaan seperti ini, ikan cenderung beralih ke objek lainnya dan anda hanya bisa melihat ikan berpindah ke sisi lain.
Dalam kondisi seperti ini anda tak perlu gundah dan terburu-buru, tetaplah untuk menggulung dan menggerak lure layaknya hewan asli. Gerakan ini seolah-olah menandakan lure anda ketakutan karena dikejar oleh mangsa, sehingga ikan predator makin bernafsu untuk menyambar lure. Kesalahan lainnya yaitu pada saat pemancing melihat baik gerombolan atau seekor ikan predator sedang berdiam diri di sebuah sisi, maka ia langsung melempar lure tepat di depannya. Ini merupakan kesalahan besar, karena dalam habitatnya lure meluncur dengan cepat ke depan posisi ikan, akan membuat ikan predator justru takut dan kemudian hilang dari pandangan kita. Maka dalam kondisi seperti ini anda usahakan untuk mendaratkan lure sedikit jauh dari posisi ikan baik dai sisi kiri maupun kanannya, namun tetap masih dalam jarak pandang ikan tersebut. Lalu silahkan anda gulung sembari menciptakan gerakan senatural mungkin.

3. Kenali Spot Tujuan Anda
Lure pada beberapa spot biasnaya akan menghasilkan gerakan yang sangat bagus bahkan layaknya hewan asli. Jika anda menggunakan lure pada spot sungai, muara dan spot air mengalir dan berarus lainnya, maka cobalah untuk melawan arus, mengikuti arus dan memotong arus. Lure yang bergerak pada kondisi air seperti ini jauh lebih natural gerakannya dibandingakan pada kondisi air tenang. Biasanya dalam kondisi seperti ini lure seperti pencil, stickbait dan popper sangat cocok untuk digunakan. Pada kondisi spot yang airnya tenang sangat dituntut ketelatenan anda untuk menghidupkan gerakan lure sebaik mungkin.

4. Terapkan Variasi Gerakan
Lure yang memiliki gerakan stagnan (monoton), tidak dapat menghasilkan action maksimal. Bahkan semahal apapun lure yang anda miliki tidak akan berfungsi maksimal jika anda terlalu stagnan dalam menerapkan gerakannya. Jadikan lure anda layaknya hewan sekarat yang sedang berjuang untuk bertahan hidup dari kejaran predator air. Misalnya dengan teknik gulung sembari menyentak, lalu berhenti dan begitu seterusnya. Kondisi begini akan menciptakan keadaan dimana ikan predator mengira lure merupakan target yang cukup mudah untuk dimangsa karna melihat kondisinya sekarat dan berjuang untuk hidup.
5. Melatih Kecepatan Retrieve Pada Gerakan Lure
Kecepatan lure biasanya juga akan menjadi salah satu daya pikat ikan predator. Biasanya ikan Toman dan GT adalah dua contoh predator yang menyukai kecepatan lure. Dalam keadaan seperti ini ikan pemangsa biasanya memiliki naluri harus menyambar lure tersebut. Naluri harus mendapatkan tersebut membuat gairah ikan predator meningkat, semakin cepat gerakan lure maka yakinlah kecepatan ikan lebih cepat dari kecepatan lure yang kita gulung. Pada posisi ini kemungkinan besar ikan akan menyambar lure.
6. Jadikan Lure Anda Sebagai Mangsa Yang Paling Mudah Untuk Diburu
Pada kondisi ikan-ikan predator sedang dalam keadaan lapar, maka mangsa yang paling mudah untuk diburu merupakan mangasa paling pertama. Beberapa faktor seperti kemudahan untuk menjangkau hingga tak perlu membuang banyak energi untuk memangsa target, membuat ikan-ikan predator menyukainya. Lure seperti pencil, stickbait, popper, flutter stick dan soft lure dapat diaplikasikan dengan mudah teknik ini. Bahkan dengan pencil dan stickbait dalam kondisi tertentu anda hanya cukup memainkan lure dengan ujung joran di pinggir perairan, untuk dapat perhatian ikan pemangsa. Penggunaan metal jig pada teknik jigging biasanya juga menciptakan variasi gerakan vertikal layaknya ikan kecil yang sangat mudah diburu.

7. Manfaatkan Fungsi Rattle Dan Proppeler Pada Lure
Lure dengan fasilitas rattle sound biasanya memang dirancang agar membuat ikan terganggu dan memangsa lure. Lure rattle biasanya terdapat timah bulat yang diberi ruangan agar bisa naik turun hingga bergerak kiri-kanan saat lure dimainkan. Rattle ini akan menimbulkan suara yang sangat berisik saat lure bergerak, sehingga ikan predator yang sedang berdiam diri akan terganggu dan menyerang lure. Selain rattle, proppeler juga memilki fungsi yang sama, namun perbedaanya adalah pada gerakan. Proppeler akan berputar dan putaran tersebut akan membuat air menjadi riuh layaknya baling-baling pada kapal. Proppeler baisanya lebih berisik dibandingkan dengan rattle dan lure jenis ini sering digunakan pada target ikan Toman.

8. Manfaatkan Naluri Penasaran Ikan-Ikan Predator
Naluri berburu predator biasanya didahului dengan keingintauan predator tersebut terhadap mangsanya. Keingintauan seekor ikan predator biasanya mengidentifikasi lalu mengikuti dan menyambarnya. Dalam proses ini biasanya tak semua ikan predator berniat untuk makan, namun da juga yang hanya ingin menuntaskan penasaran. Kejadian seperti ini, biasanya sangat sering terjadi dimana ikan hanya mengikuti arah lure saja tanpa menyambarnya. Keadaan seperti ini biasanya sering membuat pemancing putus asa.
Oleh karena itu dalam keadaan seperti ini putus asa bukanlah pilihan, maka coba praktekkan variasi gerakan seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Anda bisa mengurutkan gaya tersebut bisa dengan menyentak-nyentak ujung joran atau sejenak berhenti atau menggunakan lure yang sangat berisik agar rasa penasaran ikan bisa berakhir dengan sambaran.

9. Lakukan Perubahan Pada Situasi Tertentu
Kesempatan sambaran biasanya terjadi hanya beberapa kali dalam jumlah lemparan. Jika pada sebuah titik lemparan tertentu, saat sambaran pertama berlangsung, lure anda tidak disambar dengan baik sehingga ikan lari, maka bisa kemungkinan besar pada titik yang sama anda tidak akan menemukan sambaran lagi. Memang tak selalu demikian kejadiannya terutama di spot lautan yang sering dilewati ikan. Namun pada umumnya ikan hanya memberi kesempatan sambaran beberapa kali saja dan kemudian tidak akan terjadi lagi pada titik yang sama. Oleh karena itu anda harus melakukan perubahan, baik perpindahan titik lemparan, pergantian jenis lure hingga variasi gerakan lure.

10. Hilangkan Persepsi Bahwa Semua Jenis Lure Ampuh Di Spot Yang Sama
Beberapa pemancing sering bertanya apakah jenis lure yang ampuh untuk spot A? dan apa yang cocok untuk jenis ikan B ?. Sebenarnya pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang baku apakah lure A, B, C dll. Dalam penggunaan lure semua bersifat fleksibel. Misalnya saja tak selalu penggunaan soft frog ampuh pada ikan Gabus, karena penggunaan spinner, minnow bahkan softlure juga bisa lebih ampuh daripada soft frog. Oleh karena itu penggunaan lure bersifat fleksibel dan jika anda memiliki budget yang lebih tentu tak salah jika memiliki berbagai variasi jenis lure. Begitu juga dengan tipe-tipe lure baik top water dan diving lure anda harus mencoba variasinya, jika memang sebuah lure tak menghasilkan apapun.
Beberapa tips di atas bisa anda praktekkan pada saat casting berlangsung. Lure merupakan umpan buatan yang didesain sedemikian rupa agar menyerupai hewan asli pada ummnya. Dari sini saja tentu kita harus mengerti bahwa gerakan lure tak berdifat baku, namun harus lebih fleksibel menyesuaikan dengan keadaan yang ada.

Teknik mancing Casting

Memancing dengan teknik casting tidaklah sama sebagaimana kita memancing dengan teknik dasaran. Jika teknik dasaran tidak banyak menguras tenaga, maka teknik casting justru membutuhkan tenaga lebih banyak. Hal ini dikarenakan mobilitas tangan yang menuntut kita untuk terus melempar lure dan menggulung reel. Bagi beberapa pemancing mungkin teknik ini hanya akan menguras tenaga, namun jika anda berhasil hook up setidaknya seekor ikan permulaan, maka kemungkinan selanjutnya anda ingin mencoba lagi untuk memancing dengan teknik casting. Nilai lebih dari teknik casting letaknya adalah pada saat kita memainkan ritme dan pergerakan lure. Saat-saat krusial tersebut menjadi momen yang dapat mengejutkan anda saat ikan menyambar lure yang sedang kita mainkan. Oleh karena itu tak jarang castinger pemula sering menceritakan bahwa sambaran ikan pertama begitu mengejutkan hingga jantung berdetak kencang. Di sisi inilah kita bisa melihat dan merasakan perbedaannya dengan teknik mancing dasaran.



A.Teknik-Teknik Casting

Umumnya terdapat 3 teknik yang sering digunakan yaitu :
1. Overhead
Teknik Overhead ini merupakan teknik dasar dimana semua anglers baik pemula maupun sudah profesional sering menerapkan teknik ini. Dengan menggunakan teknik ini diharapkan lemparan akan menjadi lebih jauh, hal ini lebih dikarenakan tenaga tangan ditambah dengan ujung joran terkumpul maksimal sehingga jarak lemparan menjadi lebih jauh. Jika anda mengharapkan jarak lemparan yang cukup jauh, teknik ini akan sangat berguna. Namun dengan catatan arah angin yang baik artinya tidak melawan arah angin dan kondisi disekitar tempat lemparan lebih terbuka tanpa terhalang oleh objek-objek seperti pepohonan, bambu hingga dahan kayu.
Berguna untuk melempar ke suatu titik yg terhalang di kedua sisi. Mula-mula tatap target lokasi dengan cermat. Posisikan joran parallel dengan tanah dan sikut berada persis di samping rusuk. Angkat joran lalu ayunkan joran ke arah posisi jam 10, namun pastikan anda hanya menggunakan pergelangan tangan untuk menghentakkan joran ke depan. Lepaskan jari yang menjepit senar pada saat ujung joran berada di sekitar posisi jam 11. Ulangi berkali-kali hingga arah lemparan semakin tepat dan umpan bisa jatuh masuk ke dalam target.
Posisi tangan saat sebelum mulai melempar lure dengan BC
Untuk reel BC kita cukup hanya menyentakkan joran jadi bukan tangan yang berperan aktif dalam melontarkan lure. Pada penggunaan Reel BC jika lemparan yang diaplikasikan terlalu kasar dan keras senar yang keluar dari spool cenderung akan backlash (senar kusut). Tekan thumb bar sembari melempar lure. Ingat jangan terlalu cepat dan jangan telalu lambat. Mainkan feeling jika anda melakukan setingan NOL (0) pada Tension dan Brake BC. Penggunaan Reel BC tentu lebih membutuhkan latihan terutama saat melempar lure dibandingkan dengan reel spinning.

2. Side arm
Setelah menguasai teknik overhead, sekarang saatnya belajar teknik sidearm. Teknik casting menyamping ini berguna untuk melontar umpan ke satu titik yang berada di bawah penghalang. Pegang joran paralel dengan tanah dan sikut tetap di samping rusuk. Jika anda tidak kidal, bawa dulu joran kearah posisi jam 7, kini gerakkan pergelangan tangan ke depan kuat-kuat dan persis pada posisi jam 6 lepaskan jepitan jari pada senar. Ulangi lagi samapai merasa sudah mampu untuk menerapkannya.Jika sudah terbiasa maka gunakan ayunan joran untuk meningkatkan jarak lemparan dengan tetap menjaga akurasinya.

3. Underhand
Teknik ini berguna untuk melontarkan umpan ke titik yang terhalang oleh naungan dan juga di kedua sisi. Peganglah joran kira-kira di sekitar pinggul. Posisikan joran paralel dengan tanah dan gantung umpan sekitar 15-20 cm dari ujung joran. Mulailah dengan menundukkan joran hingga mencapai sudut 45 derajat, lalu dengan gerakan yang berirama dan bertenaga, gunakan pergelangan tangan untuk menggambar sebuah setengah lingkaran imajiner dengan ujung joran. Lepaskan jepitan senar saat ujung joran mencapai horizon. Ulangi terus sampai anda mulai terbiasa dengan teknik ini. Naikkan ujung joran saat umpan meluncur jika mengiginkan jarak lemparan yang lebih jauh.

B. Akurasi Casting
Akurasi casting bisa menjadi salah satu faktor terjadinya strike. Ini penting ketika kita casting dispot-spot yang sempit dan banyak penghalang. Salah dalam melontarkan lure, maka akibatnya lure akan terlontar secara acak tak berarah. Bisa jadi nyangkut di ranting pohon, di semak-semak liar, dll. Akurasi casting seringkali menjadi persoalan serius, khususnya saat casting di sungai, muara dan danau. Akurasi casting juga akan menentukan potensi kita untuk mendapatkan target. Misalnya saja target kita adalah gabus, biasanya gabus lebih senang bermain dipinggir-pinggir yang terdapat semak-semak atau penghalang lainnya. Untuk mencapai titik tersebut maka kepiawaian dan akurasi kitalah yang dituntut. Maka cara agar akurasi tersebut tepat, adalah dengan berlatih melempar lure di daratan ke titik yang dianggap menjadi tantangan.
Latih lah akurasi lempar sekitar 10 meter ke atas. Ibarat teman-teman yang sedang berlatih menembak menjadi sniper, maka tentukanlah titik target. Latihlah diri dengan ketiga teknik casting yang telah dijelaskan diatas. Jika anda ingin mencoba teknik lain yang mungkin jarang anda dengar bahkan dipraktekkan silahkan baca ulasan pada link berikut ini. 3 Teknik Mancing Casting Yang Wajib Di Coba Para Castinger

C. Teknik Retrieve (Menggulung)
Ini merupakan teknik yang paling harus kita kuasai. Teknik menggulung senar di sini adalah bagaimana kita memainkan lure untuk dapat menghasilkan action lure senatural mungkin baik itu gerakan dan penampakannya. Biasanya beda ikan target, maka beda pula teknik retrivenya. Contoh, Kakap Putih yang tergolong ikan pemalas, maka retrieve yang digunakan adalah slow retrieve. Namun beda dengan Mangrove Jack, Hampala, Toman dan ikan-ikan predator lainnya, golongan ini cenderung lebih ganas mengejar lure apabila kita menggunakan teknik fast retrieve. Namun semua juga tidak baku seperti ini, ada spot dimana kita harus fast ada juga yang tidak. Semua tergantung target dan kondisi. Alangkah baiknya jika anda mencoba untuk menerapkan variasi teknik retrieve pada satu spot.
Ada beberapa teknik retrieve yang umum digunakan yaitu :

1. Slow Retrieve
Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat, ujung joran bisa di bawah, bisa juga di atas. Sesuai dengan situasi dan keinginan kita. Kemudian setelah lure di-cast, retrieve dengan santai dan konstan. Mainkan feeling saat sedang casting, jangan terlalu cepat, namun juga jangan terlalu lambat. Jadikanlah lure yang kita gunakan bergerak senatural mungkin. Biasakanlah untuk melakukan teknik ini sampai ikan target anda berusaha untuk menyambar lure.

2. Fast Retrieve
Usahakan joran berada pada posisi 45 derajat. Ujung joran bisa di bawah, bisa juga di atas. Setelah lure dilemapar, maka cepatlah untuk menggulung reel. Tanpa henti dan konstan tentu dengan memainkan feeling juga.
3. Reel in, stop and go
Teknik retrieve ini adalah kombinasi dari dua teknik yg telah disebutkan diatas. Hampir sama dengan gerakan pada dua teknik diatas, namun dalam teknik ini kita harus cermat memainkan reel. Mainkan reel dengan ritme yang bergonta-ganti, misalnya di awal anda menggulung senar dengan teknik cepat kemudian berubah menjadi pelan, lalu sejenak anda berhenti lalu kemudian bergerak lagi. Hentakkan joran secara halus (twitching), seakan-akan lure yang kita gunakan sedang dalam keadaan sekarat. Kemudian retrieve lagi dan begitu seterusnya. Biasanya teknik ini sering dimainkan pada lure top water berupa mini popper hingga popper dengan ukuran sedang.

4. Retrive Dengan Mini Popper (tipe chugger)
Setelah lure sampai di air, tunggu sejenak agar lure seimbang. Kemudian gulung reel sampai senar mengencang, berhenti menggulung dan hentakkan joran dengan cepat, bertenaga,, namun tetap rileks. Selanjutnya gulung lagi, berhenti, dan hentakkan lagi dan begitu seterusnya. Semakin banyak gelembung air, maka semakin bagus dan akan membuat ikan menjadi tertarik untu k menyambar, terutama ikan predator teritorial.

5. Teknik Walk The Dog (WTD)
Dinamakan Walk The Dog,karena action dari lure yang dimainkan terlihat lenggak-lenggok seperti anjing yang dipandu dengan tali oleh majikannya. Kurang lebih seperti itulah ilustrasinya. Seperti itulah gerakan lure yang di-retrieve dengan teknik WTD. Lure akan bergerak ke kiri dan ke kanan secara beraturan. Biasanya lure yang seperti ini adalah jenis top water, contohnya pencil dan stickbait.
Teknik ini sangat dibutuhkan ketelatenan dan konsentrasi yang baik agar menghasilkan action seperti yang diharapkan. Cara memainkannya seperti biasa, Joran kita posisikan pada posisi 45 derajat. Dalam teknik WTD, joran wajib berada pada posisi bawah. Gunakan teknik slow retrieve yang sudah di jelaskan di atas. Mainkan secara konstan, telaten sampai ikan menyambar lure. Jika sudah merasa stabil dalam hal putaran, sekarang twitch (sentakan pelan) secara halus tapi spontan. Jangan bertenaga tapi juga jangan terlalu lemas (gunakan kekuatan pergelangan tangan). Kesimpulannya, teknik ini me-retrieve lure secara konstan sembari men-twitch ujung joran secara beraturan dan bukan sporadis.
Namun terlepas dari beberapa teknik dalam casting, biasanya teknik tersebut akan beradaptasi dengan sendirinya, kembali lagi semua tergantung target yang diinginkan. Cobalah untuk menggunakan teknik casting yang beragam seperti yang telah dijelaskan. Jangan lupa untuk melatih terus akurasi dan gerakan lure. Praktek yang baik dan telaten akan membuat kualitas teknik casting anda meningkat